Pernahkah Anda membayangkan data krusial negara kita disandera? Itulah yang menimpa Pusat Data Nasional (PDN) beberapa bulan lalu, tepatnya pertengahan 2025. Peretas berhasil menembus sistem inti PDN dan menuntut tebusan senilai USD 8 juta, atau sekitar 120 miliar rupiah! Namun, pemerintah mengambil langkah tegas dengan menolak membayar. Sebuah sikap yang patut diapresiasi.
Tjakrabirawa Team
June 20, 2025

Implikasi Serius Serangan Ini
Mengapa Insiden Ini Bisa Terjadi?
Solusi dan Tindakan Lanjutan
Pesan Kunci
Tags:
PDN adalah jantung data pemerintahan. Dampaknya tidak main-main: banyak layanan digital administrasi lumpuh, risiko data pribadi bocor, hingga berpotensi diperjualbelikan di pasar gelap. Kepercayaan publik pun turun, sementara kerugian ekonomi membengkak akibat proses pemulihan yang rumit dan mahal.
Sistem PDN yang sangat terpusat menjadi sasaran empuk. Sekali berhasil ditembus, seluruh data dalam sistem berisiko terekspos. Sistem cadangan dan rencana darurat yang ada juga belum cukup matang untuk menghalau ransomware modern. Selain itu, pelatihan keamanan siber bagi SDM pemerintah masih lemah.
Segmentasi Data dan Jaringan: Hindari konsentrasi data di satu titik. Segmentasi membuat dampak serangan lebih terbatas.
Penguatan Rencana Darurat: Susun protokol respons insiden yang teruji, termasuk komunikasi transparan dengan publik.
Peningkatan Kapasitas SDM: Latih tim IT secara berkala agar mahir deteksi dan penanggulangan ancaman siber.
Kasus ransomware terhadap PDN adalah alarm keras bahwa keamanan digital harus menjadi prioritas utama. Dengan strategi berani dan kolaborasi lintas institusi, Indonesia dapat membangun pertahanan siber lebih kokoh!
© 2025 Tjakrabirawa Teknologi Indonesia. All Rights Reserved.